Wajib Baca Sebelum Menyesal: Inilah Ciri-Ciri Rahim Yang Sehat Dan Cara Menghidari Dari Penyakit - Hidup Sehat-Health

Wednesday, 15 August 2018

Wajib Baca Sebelum Menyesal: Inilah Ciri-Ciri Rahim Yang Sehat Dan Cara Menghidari Dari Penyakit

Ilustrasi - klikdokter.com


Rahim adalah merupakan salah satu organ tubuh yang berada dalam kesatuan sistem reproduksi wanita. Organ ini terletak di bagian tengah dari rongga panggul, tepatnya di belakang kandung kemih dan di depan rektum.

Rahim terdiri dari beberapa bagian, yaitu fundus (bagian atas), korpus (bagian utama rahim), isthmus (bagian di antara korpus dan leher rahim), dan serviks atau leher rahim (bagian paling bawah dari rahim).
Organ yang memiliki nama medis uterus ini memiliki fungsi yang beragam. Salah satu fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan zigot, hasil pembuahan sel telur oleh sperma yang nantinya akan berkembang menjadi janin selama kehamilan.

Ciri dan tanda rahim yang sehat
Rahim yang sehat adalah awal dari fungsi reproduksi yang sempurna. Seperti apa ciri dan tanda bahwa seorang wanita memiliki rahim yang sehat?

1. Siklus haid normal

Seorang wanita umumnya mengalami siklus haid sekitar 21–35 hari, dengan lama perdarahan 2–8 hari. Dengan siklus haid yang demikian, seorang wanita dikatakan memiliki ciri rahim yang sehat sehingga tingkat kesuburannya pun optimal.
Sementara itu, jika seorang wanita memiliki siklus haid tidak teratur, berarti ada masalah dengan kondisi Rahim miliknya. Sebab, siklus haid yang tidak teratur adalah gejala yang umumnya terjadi akibat adanya infeksi rahim ataupun tumor di rahim.

2. Keputihan normal

Keputihan dapat terjadi secara normal maupun abnormal. Biasanya, keputihan normal terjadi 2 minggu menjelang masa haid berikutnya. Keputihan normal juga bisa dialami dalam kehamilan maupun wanita yang mengonsumsi pil KB hormonal.

Keputihan normal memiliki warna cairan yang bening hingga keputih-putihan. Cairan yang keluar dari vagina memiliki tekstur kental seperti lendir dan tidak berbau. Keputihan normal yang mengering dan menempel di pakaian dalam akan terlihat seperti bercak kekuningan. Volume keputihan normal berkisar 2–5 ml per hari. Jumlah ini dapat berubah jika ada rangsangan seksual.

3. Nyeri haid normal

Nyeri haid yang normal terjadi karena adanya pelepasan hormon prostaglandin, yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot rahim (myometrium).

Nyeri haid itu sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu nyeri haid primer (nyeri haid normal) dan nyeri haid sekunder (nyeri haid abnormal). Nyeri haid sekunder (abnormal) dapat disebabkan oleh beberapa penyakit dan kelainan organ reproduksi.

Adapun beberapa ciri dari nyeri haid normal, di antaranya:

Sifatnya mulai dari ringan hingga beratDurasi berkisar antara 12 sampai 72 jamDirasakan 1–2 hari sebelum haid datang atau saat hari pertama haidDirasakan di perut bagian bawah, pinggang, atau pahaDapat disertai mual, muntah, lemas, dan diare.

Sedangkan ciri-ciri nyeri haid abnormal adalah:

Dirasakan setelah haid hari pertamaNyeri kadang tidak berkurang setelah haid selesaiLebih sakit dibandingkan kram perut biasaTidak disertai gejala mual dan muntah
Perhatikan ini!

Meski memiliki tiga ciri di atas, seorang wanita tetap dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sistem reproduksi secara menyeluruh. Tindakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa rahim benar-benar dalam kondisi prima alias sehat sepenuhnya.

Tak sebatas itu, seorang wanita juga sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter bila memiliki gejala-gejala seperti berikut:

Tidak haid selama lebih dari 3 bulan dan tidak sedang hamilHaid tidak teratur padahal sebelumnya selalu teraturSiklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hariPerdarahan haid lebih dari 8 hariMengalami perdarahan di antara 2 siklus haidVolume darah haid lebih banyak dari biasanyaNyeri perut bawah yang begitu hebat selama haid.

Perhatikan dan jagalah selalu kondisi kesehatan rahim Anda dengan saksama. Jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut pada dokter apabila mengalami gejala atau keluhan terkait sistem reproduksi. Salam sehat!

Sumber: Artikel ini sudah tayang di situs klikdokter.com

No comments:

Post a Comment